Pelayanan RSUD Namlea tidak Maksimal, Keluarga Pasien minta Pj. Bupati dan DPRD bertindak Cepat
terasnkri.com | Namlea, Maluku – Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namlea dinilai tidak maksimal. Karena tidak sesuai dengan tingkat pelayanan yang dilakukan dengan rumah sakit lainnya, yang cepat dan sigap saat ada pasien yang melakukan pengobatan. Namun hal ini berbanding terbalik dengan pelayanan yang terjadi di RSUD Namlea, jauh dari harapan, masyarakat yang datang untuk lakukan pengobatan harus menunggu satu sampai dua hari, bahkan ada yang tidak dilayani.
Kejadian tersebut mendapat tanggapan serius dari salah satu kelurga pasien di Kabupaten berjuluk bumi Bupolo itu. Kritikan keras disampaikan Sofyan Muhammadia, karena dinilai pihak RUSD tidak maksimal dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Pasalnya keluarganya juga mendapat hal serupa, tidak dilayani dengan baik. Dirinya mendapati kejadian serupa ketika ponakan yang masih kecil mengalami panas tinggi (Step) hingga masuk ke rumah sakit, namun tidak ada pelayanan atau tindakan dari dokter spesialis anak, yang ada hanyalah perawat saja.
Sehingga kata dia, jelang dua hari di rumah sakit, dirinya memutuskan untuk membawa ponaannya keluar dari rumah sakit. Hal ini disampaikan Sopyan Muhammadia kepada media ini, Minggu (25/06/2023).
“Ponaan beta (saya) masuk RSU hari Sabtu, (24/6/2023) kemarin, harus menunggu sampai di hari Minggu, namun belum juga ada dokter spesialis anak yang datang. Akhirnya beta (saya) putuskan untuk bilang keluar, sebab anak sudah panas tinggi (Step), baru seng (tidak) ada dokter,” ujar Sopyan yang juga berprofesi sebagai wartawan.
Bukan saja itu, hal yang sama juga pernah di alami oleh warga desa Siahoni bahkan sampai menelan korban jiwa dari pasien.
Satu bulan yang lalu, dimana pihak rumah sakit tidak memberikan toleransi sedikit pun kepada pasien (warga) yang datang berobat (melahirkan) di RSUD. Ibu yang melahirkan tersebut, tidak bisa membayar biaya rumah sakit, sehingga pihak rumah sakit menahan anak pasien yang baru saja di lahirkan selama tiga hari, dengan alasan harus membayar biaya rumah sakit dulu baru bisa ambil anak. Namun naas, ternyata tiga hari di rumah sakit anak tersebut meninggal dunia.
Keluarga korban, meminta pihak rumah sakit bertanggung jawab atas kematian anak mereka dan meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Buru dan DPRD Kabupaten Buru harusnya mengambil langkah tegas, tentang pelayanan di rumah sakit tersebut.
Pelayanan yang di maksud, kata dia, adalah para tenaga medis (Dokter) yang tidak hadir bertugas di rumah sakit Namlea Kabupaten Buru.
Ternyata menurut Sofyan dari informasi yang didapatkannya, ketidakhadiran para dokter di RSU Namlea di duga lantaran Hak TPP para dokter yang belum terbayarkan sejak tahun 2022-2023 kurang lebih mencapai 11 bulan.
“Jika itu benar masalahnya, maka Penjabat Bupati Buru Djalaludin Salampessy harus bertindak cepat dalam menyelesaikan hak-hak mereka. Sehingga kewajiban mereka sebagai pelayanan publik dapat bekerja secara maksimal. Jangan sampai kita masyarakat Buru dan para pasien yang menjadi korban,” tegas Sofyan.
Diungkapkannya, RSU Namlea sudah banyak mengalami masalah baik dari masalah pelayanan, kekurangan obat, kekurangan kantung darah, oksigen dan lainnya.
Dirinya meminta DPRD Kabupaten Buru untuk melihat hal ini secara serius, jangan hanya berpangku tangan, melihat penderitaan masyarakat. Dan memanggil para dokter untuk menanyakan hal tersebut.
“25 Anggota DPRD Kabupaten Buru, jangan hanya sebatas bergaya saja. Panggil Direktur dan para dokter-dokter yang ada di RSUD Namlea sehingga bisa mengetahui akar masalah yang terjadi hingga saat ini,” beber Sofyan.
“Jika saja pelayanan di rumah sakit masih buruk seperti ini, RSUD Namlea di tutup saja,” pungkas Sofyan Muhamadia. (GP)