Manggarai TimurNTTNusantara

Target Penurunan Stunting Kabupaten Matim Harus Dikejar

Loading

Stunting
Kabid Pelayanan Masyarakat Dinkes Matin, Titus Dornus

Terasnkri.com| Matim, NTT – Masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak dan menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, melalui dinas kesehatan (Dinkes) adakan sosialisasi peraturan bupati (Perbup) Manggarai timur tentang stunting nomor 22 tahun 2021 dan publikasi data stunting tingkat kecamatan, Kegiatan ini dilaksanakan diruang rapat kecamatan kota Komba Utara, kabupaten Manggarai timur,NTT,Selasa (21/12/2021).

Dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan Camat Kota Komba Utara, Nikolaus T Saka mengatakan sosialisasi tentang stunting sudah dilakukan sejak tahun 2019,untuk kecamatan kota Komba Utara yang baru terbentuk menjadi kecamatan defenitif maka sosialisasi stunting ini baru pertama kali

“Hari ini pertama kali sosialisai stunting di kecamatan kota Komba Utara, berbicara stunting itu salah satu proritas yang utama dalam pengembangan sumber daya manusia untuk kabupaten Manggarai timur pada umumnya dan kecamatan kota Komba Utara pada khususnya”, kata Toni

Baca Juga  Cepat Tanggap, TIM Zahir - Aslam Kunjungi Warga Tanjung Mulia Tertimpa Musibah Angin Puting Beliung

Lanjut Toni dengan adanya sosialisasi stunting melalui forum-forum seperti ini kita dapat mengetahui kelebihan dan keterbatasan sumber daya manusia.

“Secara spesifik sebenarnya pihak kecamatan tidak bisa mengendalikan, hanya kami di kecamatan mempunyai tugas untuk mendelever apa yang dicanangkan oleh Bupati dan wakil bupati Manggarai timur, salah satu prioritasnya penanganan stunting, sehinggah saya mengajak stakeholder untuk bahu membahu agar stunting ini dapat diatasi” lanjutnya

Dia juga mengharapkan kepada peserta yang ikut dalam sosialisasi stunting ini tidak hanya untuk konsumsi pribadi, tetapi harus disampaikan kepada masyarakat sebagai sasaran utama.

“Mudah-mudahan pengetahuan dan informasi yang diperoleh hari ini tidak hanya untuk konsumsi pribadi tetapi ini menjadi bagian dari perutusan mereka kembali ketengah masyarakat untuk menyampaikan hasil sosialisai pada hari ini”,harap Toni

Titus Dornus Kepala bidang (Kabid) pelayanan masyarakat dinas kesehatan kabupaten manggarai selaku Narasumber dalam sosialisasi stunting ini menjelaskan secara detail kepada peserta bahwa Kabupaten Manggarai timur berada pada posisi 13,7% dalam penangganan stunting.

Baca Juga  Tak Ada KTP Untuk Coblos, ini Penjelasan Ketua Bawaslu Buru

“Kita ketahui bersama bahwa stunting ini program proritas nasional.jadi program ini dari pusat sampai ketingkat desa, dengan menurunnya stunting maka generasi kita kedepanya menjadi generasi yang cerdas dan unggul, untuk Manggarai timur, posisi kita berada pada 13,7 untuk tahun 2021” jelas Dornus

Ia juga mengungkapkan ada beberapa langkah untuk menurunkan stunting di Manggarai Timur.

“Pertama harus dilakukan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri karna kita ketahui bersama bahwa remaja putri adalah calon-valon ibu masa depan. Kedua pemberian tablet tambah darah kepada semua ibu hamil dan ketiga pemberian TMT Khusus ibu hamil yang kurang energi” ungkapnya

Baca Juga  Rutan Rengat Gelar Razia Blok Hunian Bersama Polsek Rengat Barat

“Saya mengharapkan kepada semua lintas sektor, baik kepala desa, kader Posyandu, pihak puskesmas agar bisa bekerja bersama-sama untuk menurunkan stunting di kabupaten Manggarai Timur” tutup Titus Dornus

Dalam kegiatan sosialisasi turut hadir Kapus Ketang, Dominikus Juma, para kepala Desa se kecamatan Kota Komba Utara, para Kader Posyandu, dan keterwakilan Guru dari masing-masing sekolah yang berada di wilayah kerja kecamatan kota Komba Utara. (Hubertus Basri)

JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN, HINDARI KERUMUNAN, KURANGKAN MOBILITAS DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19