Bencana di NTT : Akses Jalan Hingga Jaringan Seluler Lumpuh Total
TERASNKRI.COM | Lembata, NTT – Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengakibatkan akses jalan, internet, hingga telepon terputus total.
“Ada beberapa desa terdampak di dua Kecamatan yakni Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang berada di bawah gunung Ile Lewotolok masih terputus. Akses jalan, internet dan telepon,” kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langodai kepada TERASNKRI.COM, Minggu (4/4) malam.
Menurut Thomas, terjadinya hujan lebat disertai angin kencang beberapa hari terakhir ini mengakibatkan terjadi banjir bandang dan longsor dari gunung api Ile Lewotolok.
Banjir bandang tersebut, kata Thomas, diduga menyeret tumpukan erupsi material dari gunung Ile Lewotolok yang mengakibatkan sejumlah ruas jalan tertutup material kerikil dan batu besar dan juga menghantam rumah warga.
Terputusnya akses tersebut menyulitkan petugas dari Kabupaten Lembata untuk melakukan pendataan dan evakuasi.
“Semua jalan tertutup material batu besar dan kerikil,” jelasnya.
Dia belum bisa merinci jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang dan longsor. Karena pemerintah masih berkonsentrasi untuk mengevakuasi warga dan melakukan pencarian korban hilang.
Thomas Langodai memaparkan sejauh ini ada 14 desa dari dua kecamatan yakni kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang terdampak cuaca ekstrem di Kabupaten Lembata.
Untuk pencarian korban hilang, katanya, masih terkendala juga dengan cuaca ekstrem yang masih terus terjadi hingga Minggu malam. Alhasil, petugas dan warga memutuskan untuk menghentikan sementara pencarian.
Thomas Langodai menjelaskan saat ini telah dibangun dua dapur umum dari BPBD Lembata untuk memberi bantuan kepada warga. Dapur umum tersebut berada di kantor camat Ile Ape dan di BPBD Lembata di Lewoleba.
Sementara itu kepala BPBD Lembata, Sipri Meru menjelaskan telah membangun empat posko pengungsian bagi warga terdampak cuaca ekstrem dari dua kecamatan yakni Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Sipri Meru merinci empat posko pengusian tersebut berada Kantor Camat Ile Ape yang menampung 191 warga, Posko Kelurahan Lewoleba Timur 85 orang, kelurahan Lewoleba Tengah 78 orang dan Posko Kelurahan Selandoro 18 orang.
“Pengungsi totalnya 372 orang tetapi diperkirakan masih akan terus bertambah,” kata Sipri.
Menurut Sipri sampai saat ini, masih ada beberapa daerah yang terisolasi dan belum bisa dibuka akses jalannya.
“Tumpukan material dan keterbatasan alat berat mengakibatkan pembukaan akses jalan terhambat”, kata Sipri.
Disamping itu cuaca yang belum mendukung untuk dilakukan pembukaan jalan juga dikhawatirkan terjadi longsoran dari gunung Ile Lewotolok. Sehingga pembukaan akses jalan untuk sementara dihentikan pada minggu malam pukul 22.00 Wita.
Dirinci Sipri, ada tiga desa di kecamatan Ile Ape yang mengalami kerusakan terparah akibat banjir bandang. Desa tersebut adalah Desa Waowala, Amakaka dan Desa Tanjung Batu. Sedangkan untuk Kecamatan Ile Ape Timur adalah Desa Jontona.
Dia mengatakan jumlah korban hilang dan korban meninggal masih bisa bertambah. Karena sampai minggu malam belum semua desa bisa diakses.
Cuaca ekstrem yang terjadi di Lembata mengakibatkan banjir bandang dan longsor dari Gunung Ile Lewotolok. 18 orang ditemukan meninggal dan 37 dilaporkan masih hilang.
Banjir bandang dan longsor di Lembata terjadi minggu dinihari akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda hampir seluruh daerah NTT. Banjir bandang dari gunung Ile Lewotolok diduga membawa serta material erupsi.
Banjir bandang juga menghantam rumah-rumah warga. Dan ada warga yang meninggal akibat tertimpa badan rumah yang roboh. Sebagian warga meninggal akibat terseret banjir bandang dan tertimbun longsor.
Fabian Kanga
JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19