Kabar IstanaNASIONAL

Presiden Jokowi dan PM Muhyiddin Yassin Dorong Pertemuan Menlu ASEAN Bahas Situasi Myanmar

Loading

TERASNKRI.COM | Jakarta – Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin turut membahas sejumlah isu regional saat keduanya bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 5 Februari 2021. Isu kawasan yang dibahas keduanya antara lain mengenai perkembangan politik di Myanmar yang mendapat perhatian khusus dari keduanya.

“Kita prihatin dengan perkembangan politik di Myanmar dan kita berharap perbedaan politik itu dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan pernyataan pers bersama PM Muhyiddin Yassin di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, Jakarta.

Baca Juga  Densus 88 AT Polri Tangkap Tiga Terduga Teroris Anshor Daulah Jateng

Untuk mewujudkan visi komunitas ASEAN, kata Presiden Jokowi, penting bagi semua negara anggota untuk terus menghormati prinsip-prinsip piagam ASEAN terutama prinsip rule of law, good governance, demokrasi hak asasi manusia, dan pemerintahan yang konstitusional.

Baca Juga  Kasus Judol di Kementerian Komdigi Jadi Atensi Kapolri

“Sebagai satu keluarga, kita minta dua menteri luar negeri untuk berbicara dengan Chair ASEAN guna menjajaki dilakukannya pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN mengenai perkembangan Myanmar,” imbuhnya.

Sementara itu, PM Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa Malaysia juga memandang serius keadaan politik saat ini di Myanmar dan mendukung digelarnya pertemuan para menteri luar negeri ASEAN. Menurutnya, kondisi tersebut merupakan sebuah langkah mundur dalam proses demokrasi di Myanmar.

Baca Juga  Kapolri: Personel Gabungan Polri-TNI Amankan 61 Ribu Lokasi Ibadah dan Rekreasi Saat Natal-Tahun Baru

“Kerusuhan politik di Myanmar dikhawatirkan dapat memengaruhi perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ujar PM Muhyiddin.

TN/BPMI Setpres

JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19