Opini

Menembus Tembok Persepsi: Strategi Marketing Syariah yang Efektif

Loading

USWATUN HASANAH
Mahasiswi Jurusan Manajemen Bisnis Syariah Semester 6 Institut Agama Islam Tazkia Bogor

Perbankan syariah kian bersinar! Menawarkan alternatif keuangan yang bebas riba dan berlandaskan prinsip syariah, bank syariah terus berkembang dan menarik minat masyarakat. Namun, perjalanan perbankan syariah tak selalu mulus. Di era modern ini, mereka harus bersaing dengan bank konvensional dengan berbagai rintangannya. Persepsi keliru masyarakat yang menganggap bank syariah tak jauh berbeda dengan bank konvensional menjadi tantangan besar bagi bank syariah untuk menarik minat dan kepercayaan masyarakat. Disinilah strategi marketing yang tepat menjadi kunci.

Artikel ini akan mengupas strategi jitu marketing perbankan syariah di era modern untuk menembus tembok persepsi dan merebut hati Masyarakat.

Pertama, mari kita lihat akar permasalahannya:

1. Kurangnya Edukasi dan Informasi:

  • Masyarakat minim pengetahuan: Banyak orang belum memahami prinsip-prinsip syariah dan keunggulan bank syariah dibandingkan bank konvensional.
  • Minimnya informasi di media massa: Informasi tentang perbankan syariah masih kurang, sehingga masyarakat kurang terpapar dengan perkembangan dan keunggulannya.
  • Stigma negatif: Masih ada stigma negatif yang melekat pada perbankan syariah, seperti dianggap kaku, rumit, dan hanya untuk orang Islam.

2. Branding yang Kurang Kuat:

  • Identitas yang tak menonjol: Nama dan logo bank syariah seringkali tidak mencerminkan nilai-nilai syariah, sehingga mudah tertukar dengan bank konvensional.
  • Desain kantor yang monoton: Desain interior dan eksterior kantor bank syariah banyak yang tidak berbeda dengan bank konvensional.
  • Strategi marketing tradisional: Strategi marketing yang digunakan bank syariah masih banyak yang terkesan tradisional dan kurang menarik perhatian masyarakat modern.

3. Produk dan Layanan Kurang Inovatif:

  • Kurangnya diferensiasi: Banyak produk dan layanan bank syariah yang hanya replikasi dari bank konvensional.
  • Kurangnya inovasi: Pengembangan produk dan layanan baru yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern masih lamban.
  • Fitur dan benefit yang kurang kompetitif: Fitur dan benefit yang ditawarkan terkadang kurang kompetitif dibandingkan dengan produk dan layanan bank konvensional.

Kombinasi dari ketiga faktor ini menciptakan persepsi keliru bahwa bank syariah sama dengan bank konvensional. Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi bank syariah untuk menarik minat dan kepercayaan masyarakat.

Lalu, bagaimana bank syariah dapat menembus tembok persepsi ini?

Jawabannya adalah: Diferensiasi! Bank syariah harus berani tampil berbeda dari bank konvensional, bukan hanya dalam sistem operasionalnya, tetapi juga dalam segala aspek yang kasat mata.

Berikut beberapa strategi diferensiasi yang dapat diterapkan:

1. Desain dan Tampilan Kantor yang Unik dan Menarik:

  • Ciptakan desain interior dan eksterior kantor yang mencerminkan nilai-nilai syariah, seperti penggunaan kaligrafi, ornamen tradisional, dan warna-warna yang menenangkan.
  • Buatlah suasana kantor yang nyaman dan ramah, berbeda dengan kesan kaku dan formal yang sering diidentikkan dengan bank konvensional

2. Produk dan Layanan yang Inovatif dan Sesuai Kebutuhan:

  • Kembangkan produk dan layanan syariah yang unik dan tidak tersedia di bank konvensional, seperti pembiayaan berbasis syariah untuk UMKM, zakat online, dan wakaf produktif.
  • Manfaatkan teknologi digital untuk menghadirkan layanan yang mudah diakses, seperti mobile banking dengan fitur-fitur syariah yang lengkap.

3. Edukasi dan Promosi yang Masif dan Terarah:

  • Lakukan edukasi dan promosi secara masif melalui berbagai media, seperti website, media sosial, iklan, dan seminar.
  • Sasar target audience yang tepat, seperti generasi muda dan kalangan religius.
  • Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

4. Membangun Brand Ambassador dan Influencer Syariah:

  • Bekerjasama dengan tokoh agama, influencer, dan public figure yang memiliki reputasi baik untuk mempromosikan bank syariah.
  • Buatlah konten edukasi dan kreatif yang menarik perhatian masyarakat.
  • Bangun komunitas online dan offline untuk menjalin interaksi dengan nasabah dan calon nasabah.

5. Layanan Pelanggan yang Prima dan Berfokus pada Kebutuhan Syariah:

  • Berikan layanan pelanggan yang ramah, sopan, dan memahami prinsip-prinsip syariah.
  • Sediakan layanan khusus untuk nasabah syariah, seperti konsultasi keuangan syariah dan layanan ibadah di kantor cabang.
  • Bangun hubungan yang personal dan saling percaya dengan nasabah.

Diferensiasi bukan sekadar perubahan kosmetik. Ini adalah strategi untuk membangun identitas bank syariah yang kuat dan mudah diingat. Dengan berani tampil berbeda, bank syariah dapat menarik perhatian masyarakat, membangun kepercayaan, dan menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari alternatif perbankan yang adil, transparan, dan sesuai dengan syariah Islam. (***)