BuruMalukuNusantara

Makatita Ancam Laporkan Para Pendemo Seleksi P3K Kesehatan Batabual ke Pihak Berwajib

Loading

terasnkri.com | Maluku, Namlea- Sebagaimana aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Mahasiswa Raih Juang (Maraju) pada kamis 23 Februari 2022 didepan kantor BKD Kabupaten Buru kemarin, yang menuding bahwa nama-nama pegawai honorer kesehatan yang lulus seleksi P3K Kecamatan Batabual belum memenuhi persyaratan, salah satunya terkait lamanya pengabdian atau kerja adalah tidak benar dan fitnah.

Pernyataan tegas ini disampaikan Mus Makatita, Sekertaris DPRD AMPI Buru yang juga Tokoh Muda Batabual kepada media ini pada Jumat (25/02/2023).

“Bahwa nama-nama yang lolos seleksi yaitu Epi Makatita, Apriyani Fua, Aula Fua, Lestari Makatita, Hasna, Fitri idi Ganir, Nurbiani La Isran, Suratni Biloro dan beberapa orang lainnya adalah pegawai kehormatan yang masa pengabdianya belum mencukupi persyaratan yakni 2 tahun, itu adalah tuduhan yang tidak benar dan fitnah, karena nama-nama pegawai tersebut telah mengabdi sudah lebih dari 2 tahun,” tegas Makatita.

Dijelaskan Makatita, misalnya Epi Makatita mulai bekerja pada 24 januari 2019, Apriyani Fua mulai kerja 03 januari 2019, Aula fua 20 maret 2020, Lestari Makatita 20 maret 2020, rata-rata pegawai pada Pustu Ilath mulai bekerja 2019 hingga 2020, mereka semua sudah bekerja sesuai dengan surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Buru, Alm. Bapak Anwar Perwira, SE.

Baca Juga  Cegah Stunting, Desa di Langgam Dapat Bantuan Vitamin, Susu dan Makanan Pokok

“Sebagaimana tuduhan mereka hanya 5 bulan dan 1 bulan bekerja tetapi di loloskan dalam seleksi tersebut itu tidak benar dan fitnah. Karena mereka telah bekerja sudah 2 tahun lebih dan telah diketahui oleh dinas terkait dibuktikan dengan surat tugas dari dinas,” beber Makatita.

“Saya menduga, gerakan tersebut kuat dengan konspirasi dan pesan kepentingan pragmatis yang sengaja dimainkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, yang hanya memanfaatkan gerakan kawan-kawan LSM Maraju untuk kepentingan pribadi,” ujarnya.

Sebab menurut Makatita, sebagai orang Batabual seharusnya Kapus Batabual patut memberikan apresiasi karena telah dan mampu memperjuangkan nasib anak-anak Batabual itu sendiri, meski beliau orang luar dan hanya melaksanakan tugas di Batabual tetapi memliki perhatian yang serius bagi generasi Batabual.

Sambungnya, hal ini terlihat dalam seleksi PPPK 2022 yang sedang di persoalkan, dimana ada 11 orang anak-anak Batabual tenaga honor kesehatan yang mengikuti seleksi untuk mengisi jatah kuota 8 orang tersebut ditambah 3 orang dari luar kecamatan Batabual jadi total 14 orang, dan yang masuk seleksi berdasarkan pasinggrade 8 orang yang merupakan anak-anak Batabual sendiri. Nilai tersebut kemudian di tambal dengan nilai tambahan lainnya maka yang mengisi kuota 8 orang tersebut adalah anak-anak Batabual juga. Ini adalah perjuangan dan dedikasi yang luar biasa oleh Kapus di samping itu juga merupakan garis tangan dan rejeki dari mereka masing-masing,” terangnya.

Baca Juga  KPU Minsel Sukses Gelar Debat Publik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pilkada 2024

Sungguh sangat disayangkan, ketika hari ini kuota 8 orang tersebut di isi oleh orang dari luar kecamatan lain, yang rugi adalah kita masyarakat Batabual itu sendiri. Maka hari ini ketika ada kebijakan yang kemudian di ambil oleh Kapus untuk menyelamatkan anak-anak Batabual agar dapat mengikuti tahapan seleksi, itu adalah hal yang luar biasa yang seharusnya tidak dia lakukan hanya untuk memperjuangkan nasib anak-anak Batabual saja, daripada membiarkan orang dari luar kecamatan masuk mengisi kuota tersebut,” ujarnya.

“Oleh karena itu kami mendukung dan memberikan apresiasi kepada Kepala UPTD Puskesmas Batabual, Syuaib Yusuf, AMK yang telah memperhatikan dan memperjuangkan nasib tenaga honorer kesehatan yang ada di Batabual,” lanjut Makatita.

Makatita juga mengecam aksi tersebut yang menuding bahwa Epi Makatita yang merupakan adiknya belum memenuhi persyaratan dalam seleksi P3K. Ia mengancam akan melaporkan para pendemo ke pihak berwajib (Polisi).

Baca Juga  Bersama APH, Rutan Rengat Gelar Razia Blok Hunian Warga Binaan

“Oleh karena tudingan tersebut, saya atas nama kakak kandung dari Epi Makatita merasa tidak terima dengan pernyataan tersebut, karena itu semua tidak benar. Karena adik saya bekerja dari 2019 dan itu diketahui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buru, bahkan masyarakat Batabual umumnya. tidak hanya itu saya juga akan melaporkan oknum yang bersangkutan ke pihak yang wajib untuk mempertanggung jawabkan tuduhan tersebut. Karena kami merasa sangat dirugikan dalam masalah ini,” kecam Makatita.

Demonstrasi, pada Kamis 24 Februari 2023 kemarin dilakukan aksi demo oleh sekelompok orang mengatasnamakan Mahasiswa Raih Juang (Maraju) di hadapan Kanto BKD Kabupaten Buru. Dalam aksi tersebut mereka para pendemo menuding bahwa nama-nama pegawai honorer kesehatan yang lulus seleksi PPPK pada UPTD Puskesmas Batabual itu tidak memenuhi persyaratan sebagaimana aturan yang di tetapkan. Karena menurut pendemo, mereka (pegawai honorer) baru mengabdi 5 bulan lebih dan bahkan ada yang 1 bulan lebih, mereka juga mengatakan bahwa ada kejahatan dan persengkokolan antara kepala Puskesmas Batabual dengan BKD Kabupaten Buru.(GP)