Manggarai TimurNTTNusantara

Kisah Menarik di Tanam Jagung Program TJPS LAUT

Loading

Camat LAUT Agus Supratman (memakai topi)

Terasnkri.com | Matim, NTT – Para petani di Kecamatan Lamba Leda Utara (LAUT)  kini mulai menanam jagung dari Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) milik Pemprov NTT. Penanaman simbolis di kebun milik kelompok tani “We’ang Gerak” Senin 13/12/2021, diwarnai kisah menarik, Camat LAUT, Agus Supratman, mendahului dan menunggu para petani dan pendamping Program TJPS yang belum juga datang ke lokasi kebun milik petani.

Kurang lebih pukul 08:10 wita,  Camat LAUT, Agus Supratman, didampingi PPL Wilibrodus Roni, Kades Satar Padut,  Fabi Kabun,  Pol PP, serta Bapa Ansel, warga Kampung Damer sebagai penunjuk jalan, tiba di kebun para petani.

Saat itu, Camat LAUT Agus Supratman,  bersama PPL Wilibrodus Roni, Kades Satar Padut Fabi Kabun melakukan penanaman simbolis jagung dari program TJPS di lahan seluas 1,5 hektar dari 10 hektar milik 16 anggota kelompok tani “We’ang Gerak” yang digarap asal Kampung Damer, berjarak kurang lebih 2 km dari jalan raya Dampek – Benteng Jawa.

Baca Juga  Cepat Tanggap, TIM Zahir - Aslam Kunjungi Warga Tanjung Mulia Tertimpa Musibah Angin Puting Beliung

Sebelum dilakukan penanaman simbolis, digelar ritual adat “Pa’u Ni’i” sebuah warisan ritual adat kepercayaan orang Manggarai untuk memohon restu Sang Pencipta serta leluhur dan roh halus yang ada di lokasi atau lahan yang dikerjakan agar segala pelaksanaan kegiatan berjalan aman dan lancar serta memperoleh hasil yang memuaskan lewat persembahan seekor ayam jantan dan minuman moke adat setempat.

Usai ritual adat “Pa’u Ni’i” Camat Lamba Leda Utara, Agus Supratman, yang diberi kesempatan menyampaikan ungkapan hati atas peristiwa penanaman simbolis itu menyampaikan tiga hal pokok kepada 16 para petani kelompok “We’ang Gerak” dan pekerja.

Baca Juga  Aktivitas Galian C di Kabupaten Rohil Dikeluhkan Warga Sekitar, Sudah Dilaporkan ke Polres

“Saya tida mau omong banyak. Saya minta tiga hal. Pertama, tolong rubah kebiasaan malas, malas bangun pagi, malas memulai suatu rencana kegiatan, malas merawat dan malas berkoordinasi dengan para pendmping dan PPL. Kedua, hilangkan kebiasaan kembeleis, kembeluak dan kembeleja (kebiasaan meremehkan pekerjaan, kebiasaan menunda nunda pekerjaan, kebiasaan tidak fokus atau tidak serius dalam bekerja). Ketiga, tahun depan, siap terima program yang sama dengan tantangan yang lebih besar yaitu 1000 hektar”, kata Agus singkat

Hal ini diungkap sepertinya ungkapan kekesalan Camat Agus atas keterlambatan sebagian anggota kelompok tani dan para pekerja ke lokasi kebun yang dikerjakan.

“Jujur ya, saya kesal liat orang yang terlambat datang hari ini. Saya malas liatnya. Pantas hasil yang dicapai selalu saja kurang karena kurang komitmen dan rendah kesadaran untuk serius bekerja. Saya minta tolong serius dan ulet dalam bekerja agar raih hasil yang baik”, ungkap Agus.

Baca Juga  Pelantikan dan Pembekalan Pengawas PTPS se-Kecamatan Namlea

Hadir juga pada acara penanaman simbolis itu 3 orang pendamping TJPS, Dominikus Natalius Lawi, Florentina Bermasas, Fransiska Nirmala Rugut.

Untuk diketahui, lahan yang dipakai untuk Program TJPS di Kecamatan LAUT tahun anggaran 2021, sebanyak 300 hektar dan tahun 2022 melalui Pemerintah Kecamatan LAUT direncanakan 1000 hektar pada program yang sama.
(Hubertus Basri/AS)

JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN, HINDARI KERUMUNAN, KURANGKAN MOBILITAS DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19