NTTNusantara

Bung Karno Merumuskan Pancasila di Ende Pulau Flores

Loading

Rumah Pengasingan Bung Karno bersama keluarga di Ende

Terasnkri.com | Ende, NTT –  Bung Karno merumuskan Pancasila di Ende yang berada di daratan pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada tahun 1934 Soekarno (Bung Karno) di asingkan dipulau Flores dan tempat pengasingan ya di Kabupaten Ende, Kabupaten Ende terdiri dari Dua puluh satu Kecamatan.

Kabupaten Ende dikenal sebagai kota Pancasila, karna di tempat inilah Bung Karno merumuskan Pancasila

Bung Karno beserta isterinya, Inggrit Ganarsih, dan mertuanya yang bernama Amsih dan dua anak angkat Ratna dan Kartika pernah diasingkan di Ende. Saat itu Bung Karno berusia 35 tahun.

Mereka diasingkan di Ende oleh Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge melalui surat keputusan pengasingan.

Ketika diasingkan mereka pun bertolak dari Surabaya menuju Provinsi NTT dengan Kapal Barang KM Van Riebeeck selama 8 hari berlayar di lautan.

Baca Juga  KPU Minsel Sukses Gelar Debat Publik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pilkada 2024

Selama berada di Ende, Bung Karno menempati sebuah rumah yang menghadap ke arah timur tempat terbitnya matahari.

Rumah itu milik Bapak Haji Abdullah Amburawu yang terletak di Kelurahan Kota Raja. Mereka tinggal selama 4 tahun.

Mengenang sejarah dari rumah yang ditempati oleh Bung Karno itu, Pemerintah Provinsi NTT melalui Pemerintah Kabupaten Ende menjadikan rumah tersebut sebagai situs bersejarah yang berdiri sejak tahun 1954.

Rumah itu kemudian dibuat menyerupai museum yang berisi barang-barang Bung Karno dan juga foto-foto keluarga selama masa pengasingan.

Di dalam rumah itu, masih ada taman kecil yang konon dimanfaatkan Bung Karno sebagai tempat perenungan untuk merumuskan Pancasila. Taman tersebut berada tepat di bawah pohon Sukun.

Saat ini, tempat itu pun dikenal sebagai Taman Renungan Bung Karno atau Taman Renungan Pancasila.

Baca Juga  Implementasi Program Akselerasi Menteri Imipas, Rutan Rengat Gelar Razia Blok Hunian

Adapun sejumlah saksi bisu yang dikenang sebagai jejak atau tempat bersejarah saat Bung Karno dan keluarganya berada di Ende, yakni Gereja Katedral, Gedung Imaculata, Pos Militer, dan Makam Ibu Amsi.

Para wisatawan manca negara yang berwisata ke Ende pasti akan mengunjungi tempat itu selain Danau Tiga Warna Kelimutu.

Bupati Ende, Djafar Ahmad mengatakan, pihaknya berencana menggelar parade kebangsaan.

Ia mengaku sudah membangun komunikasi dengan Gubernur NTT perihal hari lahir Pancasila 1 Juni 2021 dan kegiatan parade kebangsaan.

“Saya sudah berkoordinasi dengan gubernur dan pemerintah pusat agar kegiatan hari lahir Pancasila dan parade kebangsaan dilaksanakan di Ende dengan tetap mengikuti protokol kesehatan,” katanya kepada awak media, Senin (31/5/2021).

Baca Juga  6 Ranting PP Air Putih Deklarasi Menangkan Paslon Bupati Zahir-Aslam

Nantinya, ia menambahkan, pihaknya akan membatasi jumlah orang yang mengikuti parade itu mengingat COVID-19 belum selesai.

“Jumlah orang kita akan batasi. Tahun lalu ada sekitar 300an orang, tetapi tahun ini kita akan kurangkan menjadi 50 orang dan peserta yang ikut wajib swab antigen,” ungkapnya.

“Bukan tanpa alasan kegiatan parade itu tetapi untuk mengenang Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia pernah mengukir jejak di Ende, bahkan Ende merupakan tempat penemuan Ilham Pancasila” tutupnya. (Hubertus Basri)

JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19