Kesehatan

Pemerintah Beri Rp 1 Miliar untuk Makan WNI yang Dikarantina di Natuna

Loading


 Ilustrasi, WNI yang dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau                                                 Foto M Risyal Hidayat/Antara

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat Ilustrasi, sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) asal Wuhan, Hubei, China beraktivitas di depan Hanggar Pangkalan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020). Pemerintah menyatakan akan menjamin kesehatan dan kesejahteraan WNI yang dievakuasi dari Tiongkok karena mewabahnya virus corona.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Pemerintah Beri Rp 1 Miliar untuk Makan WNI yang Dikarantina di Natuna” , https://katadata.co.id/berita/2020/02/07/pemerintah-beri-rp-1-miliar-untuk-makan-wni-yang-dikarantina-di-natuna
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ratna Iskana

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat Ilustrasi, sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) asal Wuhan, Hubei, China beraktivitas di depan Hanggar Pangkalan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020). Pemerintah menyatakan akan menjamin kesehatan dan kesejahteraan WNI yang dievakuasi dari Tiongkok karena mewabahnya virus corona.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Pemerintah Beri Rp 1 Miliar untuk Makan WNI yang Dikarantina di Natuna” , https://katadata.co.id/berita/2020/02/07/pemerintah-beri-rp-1-miliar-untuk-makan-wni-yang-dikarantina-di-natuna
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ratna Iskana

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat Ilustrasi, sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) asal Wuhan, Hubei, China beraktivitas di depan Hanggar Pangkalan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020). Pemerintah menyatakan akan menjamin kesehatan dan kesejahteraan WNI yang dievakuasi dari Tiongkok karena mewabahnya virus corona.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Pemerintah Beri Rp 1 Miliar untuk Makan WNI yang Dikarantina di Natuna” , https://katadata.co.id/berita/2020/02/07/pemerintah-beri-rp-1-miliar-untuk-makan-wni-yang-dikarantina-di-natuna
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ratna Iskana

Baca Juga  Tinjau RS Darurat Wisma Atlet, Presiden: Sudah Siap Tapi Saya Berharap Tidak Digunakan

Jakarta – Pemerintah menjamin kesehatan dan kesejahteraan 238 warga negara Indonesia (WNI) beserta lima orang tim aju yang dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok karena wabah virus corona. Salah satu upayanya dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk konsumsi para WNI yang dikarantina di Natuna.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramonawardani mengatakan setiap orang yang dikarantina mendapatkan jatah Rp 100 ribu per sekali makan. Dalam sehari, Jaleswari menyebut, mereka mendapatkan tiga kali makan. Jika dikalkulasi dengan jumlah WNI dan waktu karantina selama 14 hari, maka pemerintah menggelontorkan dana hingga Rp 1 miliar untuk konsumsi.
“Ini saya sampaikan sekadar ingin menggambarkan kalau saudara-saudara kita di sana terjamin kesehatan maupun kesejahteraannya,” kata Jaleswari di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2). Selain itu, pemerintah secara rutin memeriksa kesehatan dan memberikan layanan konseling kepada WNI tersebut. Menurut Jaleswari, pemerintah telah menerjunkan 112 personel yang terdiri dari dokter ahli jantung, anestesi, hingga psikolog untuk bisa memberikan layanan yang terbaik.
Lebih lanjut, pemerintah memfasilitasi hak-hak 238 WNI dari Wuhan dan lima tim aju yang diobservasi di Natuna untuk berkegiatan sehari-hari. Mereka pun diberikan waktu untuk olahraga, sosialisasi, karaoke, hingga bermain gim. “Tapi mereka juga melakukan kegiatan yang terjadwal,” kata Jaleswari. Setelah 14 hari diobservasi di Natuna, para WNI tersebut akan dikembalikan ke kota asal mereka masing-masing.
Meski demikian, pemerintah tetap akan memantau kesehatan mereka secara rutin. Pemerintah juga akan memperkuat rumah sakit di kota asal mereka sebagai langkah preventif. “Kawan-kawan dari Kementerian Kesehatan sudah memikirkan upaya pasca-observasi,” kata Jaleswari.
Pernyataan Jaleswari ini berbeda dengan keterangan yang diberikan oleh pihak Kementerian Kesehatan. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Anung Sugihantono mengatakan sejumlah WNI yang dievakuasi dari Wuhan dan diobservasi di Natuna mulai sakit. Menurut Anung, mereka mengalami gatal-gatal, perut kebal, begah, sakit kepala, hingga dispepsia. Namun, sakit yang dialami tidak berkaitan dengan virus corona yang berasal dari Wuhan. “Semua sebatas wajar,” kata Anung melalui video conference yang disiarkan di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (6/2).
Sebelumnya, pemerintah mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok yang merupakan pusat pendemi virus corona pada Minggu (2/5). Para WNI tersebut kemudian diobservasi di Natuna selama 14 hari guna memastikan mereka bebas dari virus corona sebelum berkumpul dengan keluarga.

WHO sendiri telah menetapkan wabah virus corona sebagai kondisi gawat darurat global. Berdasarkan data dari Pusat Data Informasi di KSP, jumlah korban meninggal akibat virus corona sudah mencapai 636 orang pada Jumat (7/2). Virus corona telah menginfeksi sebanyak 30.893 orang di seluruh dunia. Hampir 260 kasus telah dilaporkan di 31 negara dan wilayah lain di luar Tiongkok daratan, menurut penghitungan Reuters berdasarkan pernyataan resmi dari pihak berwenang yang terlibat. Dari jumlah tersebut, ada dua kematian di luar Tiongkok yakni di Filipina dan Hong Kong.

Pemerintah menjamin kesehatan dan kesejahteraan 238 warga negara Indonesia (WNI) beserta lima orang tim aju yang dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok karena wabah virus corona. Salah satu upayanya dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk konsumsi para WNI yang dikarantina di Natuna.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramonawardani mengatakan setiap orang yang dikarantina mendapatkan jatah Rp 100 ribu per sekali makan. Dalam sehari, Jaleswari menyebut, mereka mendapatkan tiga kali makan. Jika dikalkulasi dengan jumlah WNI dan waktu karantina selama 14 hari, maka pemerintah menggelontorkan dana hingga Rp 1 miliar untuk konsumsi.
“Ini saya sampaikan sekadar ingin menggambarkan kalau saudara-saudara kita di sana terjamin kesehatan maupun kesejahteraannya,” kata Jaleswari di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2). Selain itu, pemerintah secara rutin memeriksa kesehatan dan memberikan layanan konseling kepada WNI tersebut. Menurut Jaleswari, pemerintah telah menerjunkan 112 personel yang terdiri dari dokter ahli jantung, anestesi, hingga psikolog untuk bisa memberikan layanan yang terbaik.
Lebih lanjut, pemerintah memfasilitasi hak-hak 238 WNI dari Wuhan dan lima tim aju yang diobservasi di Natuna untuk berkegiatan sehari-hari. Mereka pun diberikan waktu untuk olahraga, sosialisasi, karaoke, hingga bermain gim. “Tapi mereka juga melakukan kegiatan yang terjadwal,” kata Jaleswari. Setelah 14 hari diobservasi di Natuna, para WNI tersebut akan dikembalikan ke kota asal mereka masing-masing.
Meski demikian, pemerintah tetap akan memantau kesehatan mereka secara rutin. Pemerintah juga akan memperkuat rumah sakit di kota asal mereka sebagai langkah preventif. “Kawan-kawan dari Kementerian Kesehatan sudah memikirkan upaya pasca-observasi,” kata Jaleswari.
Pernyataan Jaleswari ini berbeda dengan keterangan yang diberikan oleh pihak Kementerian Kesehatan. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Anung Sugihantono mengatakan sejumlah WNI yang dievakuasi dari Wuhan dan diobservasi di Natuna mulai sakit. Menurut Anung, mereka mengalami gatal-gatal, perut kebal, begah, sakit kepala, hingga dispepsia. Namun, sakit yang dialami tidak berkaitan dengan virus corona yang berasal dari Wuhan. “Semua sebatas wajar,” kata Anung melalui video conference yang disiarkan di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (6/2).
Sebelumnya, pemerintah mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok yang merupakan pusat pendemi virus corona pada Minggu (2/5). Para WNI tersebut kemudian diobservasi di Natuna selama 14 hari guna memastikan mereka bebas dari virus corona sebelum berkumpul dengan keluarga.

WHO sendiri telah menetapkan wabah virus corona sebagai kondisi gawat darurat global. Berdasarkan data dari Pusat Data Informasi di KSP, jumlah korban meninggal akibat virus corona sudah mencapai 636 orang pada Jumat (7/2). Virus corona telah menginfeksi sebanyak 30.893 orang di seluruh dunia. Hampir 260 kasus telah dilaporkan di 31 negara dan wilayah lain di luar Tiongkok daratan, menurut penghitungan Reuters berdasarkan pernyataan resmi dari pihak berwenang yang terlibat. Dari jumlah tersebut, ada dua kematian di luar Tiongkok yakni di Filipina dan Hong Kong.

Baca Juga  Presiden: Prioritaskan Perlindungan Tenaga Kesehatan!
Baca Juga  Selesai Melaksanakan Evakuasi Kru 2 Kapal Pesiar, KRI dr.Soeharso Laksanakan Sterilisasi

Sumber : Katadata

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *