NASIONAL

Selidiki Dugaan Pungli Seleksi Wasit Sepak Bola Liga 1 dan 2, Polri Panggil Ketua PSSI

Loading

TERASNKRI.COM | Jakarta – Satgas Anti Mafia Bola Polri saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang terjadi dalam seleksi wasit sepak bola di Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.

Kabag Penum Div Humas Polri, Kombes Pol Nurul Azizah mengungkapkan bahwa kasus tersebut sedang ditangani oleh Satuan Tugas Anti Mafia Bola. Satuan tugas tersebut bertujuan untuk memberantas praktik-praktik korupsi dan kecurangan dalam dunia sepak bola Indonesia.

Baca Juga  Presiden Prabowo Subianto Umumkan 56 Wakil Menteri Pada Kabinet Merah Putih

“Terkait dugaan adanya pungli pada seleksi wasit Liga I dan II,” ungkap Nurul Azizah dalam keterangannya, Senin (17/7/2023).

Azizah menyatakan, Satuan Tugas Anti Mafia Bola pada hari ini, Senin 17 Juli 2023, telah mengundang Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memberikan keterangan terkait masalah ini. Namun, yang diwakilkan untuk hadir dalam undangan tersebut adalah Direktur Perwasitan PSSI berinisial A.

Baca Juga  HUT ke-79 Brimob, Kapolri Kenang Pujian Atraksi Pasukan yang dihadiri Presiden Ke-7 Jokowi dan Presiden Ke-8 Prabowo

“Satuan Tugas Anti Mafia Bola pada hari ini, Senin 17 Juli 2023, mengundang Ketua PSSI. Namun, yang ditunjuk untuk menghadiri undangan tersebut adalah saudara A, yang merupakan Direktur Perwasitan PSSI ke Bareskrim Polri,” ujar Azizah.

Penyelidikan ini dilakukan sebagai respons atas adanya informasi yang mengarah kepada adanya dugaan praktik pungli dalam proses seleksi wasit di Liga 1 dan Liga 2. Satuan Tugas Anti Mafia Bola berkomitmen untuk membersihkan sepak bola Indonesia dari praktik-praktik yang tidak fair dan tidak sesuai dengan aturan.

Baca Juga  Kapolri Apresiasi Anggota Brimob yang Berhasil Bebaskan Pilot Susi Air Korban Penyanderaan KKB

Azizah menyatakan, Satuan Tugas Anti Mafia Bola melakukan penyelidikan ini dengan seksama dan tidak akan mentolerir adanya praktik-praktik pungli yang merugikan para calon wasit dan mencoreng citra sepak bola Indonesia. (TN/Humas Polri)