Dianggap Salah Satu Penyebab Banjir, Wajah Drainase Dampek Ditata Kembali
Terasnkri.com | Matim, NTT – Banjir sudah menjadi langganan di Lembah Dampek. Warga Dampek, Desa Satar Padut dan Satar Kampas,Kecamatan Lamba Leda Utara (LAUT), Kab. Manggarai Timur (Matim), Prov. NTT menetapkan banjir sebagai bencana tetap setiap tahun pada musim hujan.
Mengatasi situasi itu, Camat LAUT, Agus Supratman langsung ambil langkah cepat berkoordinasi dengan pihak PUPR Prov. NTT selaku penanggungjawab proyek hotmix segmen Gongger – Dampek – Pota yang sedang dikerjakan PT. Menara Indah Pratama (MIP) dilokasi dimaksud
Alhasil, berkat koordinasi baik pihak Kecamatan LAUT, PUPR Prov NTT dan pihak PT. MIP, beberapa spot pekerjaan tambahan, antara lain normalisasi drainase dan saluran pembuangan air menuju Laut Flores dikerjakan.
Hal ini disampaikan Camat LAUT, Agus Supratman, kepada media ini di Dampek, Kamis (10/03/2022).
Seperti diketahui, puncak cuaca ekatrem hujan angin mengguyur wilayah Kecamatan LAUT, 25-26/02/2022 menyebabkan banjir bandang menggenangi 143 rumah dan 285 hektar sawah milik warga Desa Satar Padut, serta 19 rumah serta puluhan hektar sawah milik warga Desa Satar Kampas terendam banjir
Hasil amatan lapangan Camat LAUT saat banjir, ternyata salah satu penyebab terjadinya luapan air mengunjungi sawah dan rumah warga adalah sebagian besar drainase di wilayah dimksud tersumbat dan bahkan ada hilang sama sekali serta saluran pembuangan air ke arah Laut Flores tidak berfungsi makasimal serta jumlahnya terbatas.
“Saya berinisiatif mengirim semua foto dan video serta link berita banjir dan sawah genangan air ke Ibu Frida, pihak PUPR Provinsi yang sering datang ke Dampek untuk urus kerja hotmix jalan ini. Kemudian kami berdiskusi dan sepakat untuk lakukan normalisasi drainase serta buka saluran pembuangan ke laut sebagai tindakan solutif darurat”, tutur Agus.
Lima spot yang dikerjakan menurut Agus, dua spot drainase dan satu tambahan saluran pembuangan ke laut di wilayah Desa Satar Kampas dan tiga spot drainase dan satu tambahan saluran pembuangan ke laut di Desa Satar Padut.
Agus menambahkan, warga dua desa di Lembah Dampek mengalami peristiwa banjir setiap tahun.
“Warga disini menganggap banjir sebagai peristiwa tetap” kata Agus.
Lanjut Agus, warga kesulitan menghindar sebab Lembah Dampek sangat besar dan sebagian besar dikelilingi sawah dan laut.
“Kalender tetap dite ho ga Pa Camat. Toe kong losi. Lau mai tacik, le mai sawah kanang haed tacik modeln ali penong wae. Tada kaut ga (Sudah menjadi kalender tetap peristiwa banjir ini Pa Camat. Kita sulit menghindar. Ke utara ada laut, Ke selatan, sawah penuh genangan air dan macam laut. Terpaksa pasrah)”, kenang Agus meniru ucapan warga saat dirinya terjun mengevakuasi warga saat peristiwa banjir 25-26/02 lalu di wilayah itu.
Agus menambahkan, pelaksanaan normalisasi drainase dan slauran pembuangan berjalan aman dan lancar serta didukung penuh oleh Kepala Desa Satar Kampas dan Satar Padut, Polisi dan Babinsa serta Pastor Paroki dan tokoh agama lainnya. Warga juga turut terlibat kerja gotong royong membersihkan drainase.(Hubert Basri/Na Astra)
JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN, HINDARI KERUMUNAN, KURANGKAN MOBILITAS DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19