OpiniPendidikan

Opini : Bangun Budaya Literasi di Dunia Pendidikan

Loading

Oleh: Maria Putriliana Gamul, Mahasiswi Unika St. Paulus Ruteng

TERASNKRI.COM | Literasi adalah kecakapan dalam mengolah informasi tentang kebutuhan hidup. Literasi ialah keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara dan kemampuan berbahasa.

Membangun budaya literasi sangat membantu generasi penerus bangsa untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.

Menurut UNESCO “The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization”, Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program For Internasional Student Assesment (PISA), dirilis oleh Organization For Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2019 (kemendagri.go.id, 23/3/2021).

Indonesia menempati posisi 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara.

Dilansir dari kemendagri.go.id (23/3/2021) pada rapat koordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021, Kepala Perpusnas, M. Syarif Bando mengatakan bahwa persoalan Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi. Lebih lanjut Beliau menambahkan hal tersebut terjadi karena Indonesia telah diklaim dan dihakimi sebagai negara yang rendah budaya bacanya, sehingga menyebabkan rendah pula indeks literasinya.

Baca Juga  Tingkatkan Pendidikan Vokasi, MKKS SMK Pelalawan Kunjungan Industri dan Mou Dengan Politeknik Kampar

Permasalahan literasi di Indonesia masih sangat rendah. Kenapa? Karena kurangnya minat membaca dari seseorang. Mereka tidak mengerti apa manfaat dari membaca sehingga tidak ingin melakukannya.

Padahal, membaca membantu seseorang untuk menambah pengetahuan, bisa berpikir dengan baik, menambah perbendaharaan kosakata, bisa berkomunikasi menggunakan kata-kata yang baik tanpa menyinggung perasaan orang lain, melatih kemampuan dalam mengkritik sesuatu, belajar menyaring informasi baik atau buruk.

Lterasi bukan hanya saja membaca, tetapi menulis juga sanga penting. Menulis membutuhkan kosakata yang diperoleh dari membaca agar bisa menulis dengan baik dan benar.

Menulis merupakan cara seseorang untuk menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan dan memberi pengetahuan kepada pembaca. Membaca dan menulis merupakan dua hal yang berbeda tapi tidak bisa dipisahkan.

Kemampuan literasi sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan dan mengembangkan budaya membaca. Penidikan literasi akan membuka wawasan baru dan sesuatu yang belum diketahui bisa didapatkan dengan membaca. Seseorang yang membaca akan lebih tahu tentang informasi dari mana saja dan akan merasa rugi jika tidak menggunakan waktunya dengan membaca. karena membaca adalah sesuatu yang penting dan berguna di kehidupan. Seseorang yang membaca akan lebih memperkaya dirinya dengan ilmu pengetahuan baru dan juga dapat menjelajahi dunia. Orang yang malam membaca merupakan sebuah kabut, yang semakin lama akan semakin menebal dan menutup seluruh pandangan mata dari apa pun bahkan di masa depan.

Baca Juga  Bupati Laura Hadiri Sidang Senat Terbuka Wisuda Politeknik Negeri Nunukan Tahun 2024

Ada pepatah mengatakan membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca, apapun jenis bacannya entah buku, novel, berita atau apa pun akan menambah manfaat dalam diri seseorang. Pendidikan literasi bisa mengubah pola pikir seseorang dan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri.

Pendidikan literasi ini harus di mulai dari usia dini. Agar anak-anak bisa berbicara dengan baik, mampu untuk membaca, karena sangat bagus jika mereka terbiasa membaca atau berkomunikasi dengan orang. Untuk melancarkan pendidikan literasi di usia dini maka peran orang tua sangatlah penting. Seperti, orang tua membacakan buku kepada anak, melatih mereka berbicara dan menulis dari hal sederhana. Tidak lupa juga selalu mengontrol bacaan anak- anak yang sesuai dengan umur mereka, batasi bacaan mereka yang tidak memberikan dampak negatif.

Orang tua harus memberikan motivasi kepada anak mereka betapa pentingnya literasi, membantu mereka menjadi anak yang cerdas, berperilaku sopan santun dan menghargai orang lain di lingkungan masyarakat. Peran guru sebagai pengajar yakni mempertanggung jawab atas kepahaman siswa terkait pentingnya kegiatan membaca.

Baca Juga  Balai Guru Penggerak Provinsi Kaltara Selenggarakan Lokakarya 7 "Panen Hasil Belajar" PGP Angkatan 10 Reguler di Kabupaten Nunukan

Para pelajar harus mempunyai buku pegangan sendiri untuk selalu membaca di rumah. Dan jika ada waktu luang manfaatkan untuk ke perpustakaan karena buku apa yang kita ingin bacakan pasti semuanya ada.
Di lingkungan sekolah harus mengadakan perlombaan membaca dan menulis agar adanya rasa tertarik dari siswa/siswi untuk semangat mengembangkan potensinya tersebut.

Siswa/siswi diwajibkan mengikuti lomba itu bukan hanya satu dua orang melainkan semua yang ada di lingkungan sekolah.

Selain itu, biasakan siswa/siswi sebelum pelajaran dimulai harus ada peraturan membaca semua buku agar para siswa/siswi tidak menggunakan waktunya untuk mengobrol dalam kelas, main gadget atau bermalas-malasan. Jadi, untuk meningkatkan budaya literasi, maka pentingnya kesadaran membaca dan membiasakan untuk menulis. Semakin kita banyak membaca, banyak juga pengetahuan yang akan kita peroleh.***

JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN, HINDARI KERUMUNAN, KURANGKAN MOBILITAS DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19