Dubes RI untuk Malaysia Hermono Kunjungi Pulau Sebatik
TERASNKRI.COM | NUNUKAN, KALTARA – Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono mengunjungi pulau Sebatik, pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia yang terletak di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, Sabtu (18/12/2021)
Dalam kunjungannya ke pulau yang terbagi dua, dimana sebelah Utara merupakan daerah Sebatik Malaysia dan wilayah Selatan masuk dalam teritorial Indonesia, Hermono bersama rombongan diterima langsung oleh Danguspula Koarmada II Laksma TNI Hersan, SH, M.Si serta Danlatamal XIII Tarakan Laksma TNI Edi Krisna Murti dan jajaran TNI-AL bersama Forkopimda Nunukan, camat Sebatik, Sebatik Timur, Sebatik Utara, Danramil Sebatik, Kapolsek Sebatik Timur dan Kapolsek Sebatik barat serta tokoh – tokoh masyarakat Sebatik
Tiba di Pos TNI Angkatan Laut Sei. Pancang Sebatik Utara dengan moda transportasi laut Speed Boat dari Bandar (Kota) Tawau Sabah Malaysia, Hermono bersama rombongan langsung mendapatkan penjelasan mengenai situasi dan kondisi perbatasan Sebatik khususnya dan Nunukan pada umumnya oleh Danlatamal XIII Tarakan Laksma TNI Edi Krisna Murti didampingi Danlanal Nunukan Letkol (P) Arif Kurniawan Hertanto, SH, Dan Satgas Pamtas TNI-AD Yon Armed 18/Komposit Buritkang Letkol (Arm) Yudhi Ari Irawan, Dan Satgas Mar Ambalat XXVII Kapten (Mar) Cilvo Dwi Setiawan.
Dalam kunjungan ke Sebatik, Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono menyatakan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mendaptakan masukan – masukan tentang maslah – masalah dilapangan serta penguatan migrasi terkait keluar masuk reguler yang tidak resmi diantara perbatasan Indonesia dan Malaysia.
“Dalam beberapa kali rapat dengan Menko Inves dan Kemaritiman Bapak Luhut BP, Menteri Perhubungan, serta Pangdam ini sangat ditekankan bagaimana kita melakukan penguatan – penguatan lalu – lintas migrasi yang ireguler karena dengan adanya pandemi ini tentunya dari pihak Malaysia pun akan melakukan pengetatan – pengetatan karena khawatir yang masuk tidak resmi ke Malaysia membawa virus, demikian pula dari pihak kita, punya kekhawatiran yang sama” jelas Hermono
Lebih lanjut disampaikan oleh Hermono, memang ada instruksi pimpinan dari pusat agar kita lebih menjaga wilayah perbatasan, dan memang kita tau sebagaimana dijelaskan tadi, kita lihat di peta, banyak sekali jalur – jalur tikus yang membentang di perbatasan RI – Malaysia.
“Memang kita paham, tapi bagaimanapun juga ini menyangkut keselamatan, karena yang kita khawatirkan orang – orang yang masuk ke Indonesia secara ilegal ini membawa macam – macam, selain dkhawatirkan membawa virus, juga kita khawatir mereka menyelundupkan Narkotika, senjata ilegal dan lain sebagainya, jadi memang kita perlu meningkatkan kewaspadaan di perbatasan meskipun tidak mudah karena banyaknya jalur – jalur tikus di perbatasan kedua Negara” papar Dubes Hermono.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Sebatik H. Herman HB, SE, MM menanggapi penyampain Dubes Hermono, menyampaikan persoalan yang terjadi di perbatasan RI – Malaysia khususnya di Pulau Sebatik terkait dengan pengukuran ulang batas kedua negara beberapa waktu yang lalu, dimana setelah pengukuran ulang dan pemasangan patok baru ada sebagian wilayah Indonesia masuk ke Malaysia demikian pula sebalikya ada wilayah Malaysia yang masuk Indonesia.
“Di Sungai Melayu ada sekitar 100 Hektar wilayah kita yang masuk wilayah Malaysia dan umumnya adalah pemukiman warga, sementara wialayah Malaysia yang menjadi wilayah Indonesia ada sekitar 300 hektar yang merupakan lahan perkebunan, jadi kami berharap dapat dicarikan solusi bagi warga kita yang lahannya masuk menjadi wilayah Malaysia sehingga bisa selesai secepatnya, dan masyarakat kita siap diganti untung terhadap lahan pemukiman serta rumah dan bangunan – bangunan mereka yang masuk kedalam wilayah Malaysia” jelas H. Herman yang akrab disapa H. Andeng.
“Baru – baru ini ada dari pihak Malaysia yang membangun jalan karena dianggap persoalan perbatasan RI-Malaysia sudah selesai, namun sepanjang pengetahuan kami MOU nya belum ditandatangai kedua negara sehingga kita sampaikan agar sepanjang belum adanya MOU, wilayah perbatasan RI-Malaysia belum dapat di kelola” tambah H. Andeng.
Pada kesempatan tersebut H. Andeng juga mengharapkan perhatian pemerintah agar lintas penyeberangan Tawau-Sebatik dapat dibuka kembali mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat Sebatik ketika hendak menyeberang ke Tawau karena harus lewat Nunukan dampak ditutupnya penyeberangan Tawau-Sebatik yang telah berlangsung sekitar 5 tahun.
“Kalau langsung Sebatik-Tawau itu memakan waktu kurang lebih sekitar 20 menit, sementara kalau melalui Nunukan waktu tempuh sekitar 3 jam dan dengan biaya yang lebih besar, jadi kita harapkan instansi seperti Imigrasi dan Bea Cukai yang ada di pulau Sebatik dapat ditingkatkan menjadi Kantor sehingga bisa melayani kebutuhan masyarakat perbatasan dan juga Tenaga Kerja Indonesia (TKI)” imbuhnya
Menanggapi penyampaian dan harapan dari H. Herman, Dubes Hermono menyampaikan bahwa pembicaraan antara PM Malaysia Sabri Yakoob dan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu sepakat untuk menyelesaikan persoalan perbatasan kedua negara terutama persoalan perbatasan di Selat Malaka dan Laut Sulawesi serta penyelesaian isu – isu yang muncul di perbatasan kedua negara secepatnya.
“Ini akan kita dorong di pemerintah pusat agar mendapat perhatian dan dapat terselesaikan secepatnya” jelas Hermono. (TN001)
JANGAN LUPA : SELALU MEMAKAI MASKER APABILA BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH, SELALU MENJAGA JARAK, KERAP MENCUCI TANGAN, HINDARI KERUMUNAN, KURANGKAN MOBILITAS DAN BERDOA KEPADA TUHAN UNTUK CEGAH COVID-19